MUSLIMAH BERKARIER
Zaman era globalisasi, semakin banyak perempuan dengan berbagai macam alasan yang dikemukakan untuk beraktivitas di luar rumah alias bekerja atau mencari nafkah, mengejar kesenangan, menjaga gengsi, mendapat status sosial di masyarakat sampai alasan emansipasi. Tetapi banyak pula perempuan yang mengeluh ketika harus menghadapi ketidaklayakan perlakuan, seperti cuti hamil yang terlalu singkat (hak reproduksi kurang layak), lembur siang malam, sampai dengan pelecehan seksual.
Islam mengatur pri kehidupan perempuan bukan untuk mengekang aktivitasnya, justru menduduknya pada posisi kemuliaan. Seharusnya mencari nafkah itu kewajiban bagi seorang pria ( tanggung jawab sebagai sseorang kepala rumah tangga/ suami). Jadi, wanita itu tidak wajib untuk mencari nafkah baik dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.
Dalam hukum Islam, apabila seorang muslim/ muslimah mendahulukan perbuataan yang mubah dan mengabaikan perbuatan yang wajib, berarti ia telah berbuat dosa dengan ALLAH. Oleh karena itu, tidak layak bagi seorang muslimah mendahulukan bekerja dengan melalaikan tugas pokoknya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya sebagi pengatur rumah tangga agar berjalan dengan baik. seperti tujuan menikah yaitu membangun keluarga yang sakinah mawaddah dan warrahmah. Lalu, seorang perempuan harus memperhatikan pekerjaan yang digelutinya. Apakah itu halal ataupun merugikan bagi dirinya sendiri. Selain itu, seorang muslimah harus membaca keadaan di ruang lingkup pekerjaannya. Apakah diharuskan bertatapan langsung dengan orang yang bukan muhrimnya. Artinya, ketika bekerja ia tidak boleh berbaur dengan lawan jenisnya tanpa aturan. Interaksi bekerja ini harus dijauhkan dari pemikiran tentang hubungan seksual, sehingga dalam bekerja pun bukan hanya memanfaatkan potensi kemampuan, kecantikan, bentuk tubuh, kelemah lembutan dan lainnya untuk menarik perhatian lawan jenis. Pengaturan sistem ini merupakan suatu tindakan pencegahan agar tidak terjadi pelecehan seksual pada perempuaan saat ia bekerja dan selalu menjaga kehormatannya dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbagai macam alasan yang diutarakan oleh kebanyakan ibu – ibu rumah tangga sekarang. Diantaranya adalah, bekerjanya seorang wanita itu untuk mencari nafkah tambahan untuk menampung gaji suami. Dalam etika ini, menuntut untuk hidup bermewah-mewahan atau berlebihan. Ada juga yang berpendapat kalau muslimah ingin bekerja untuk menunjukkan skill yang telah didapat pada waktu bersekolah di perguruan tinggi maupun sekolah keterampilan. Memang tidak munafik jika banyak seorang wanita, kalau fenomena sekarang ini menunjukkan wanita lebih maju dibandingkan dengan laki-laki. Jadi, tidak asing jika wanita lebih penasaran untuk berkarier dibandingkan dengan kaum lelaki, maka persaingan akan semakin sengit dalam mencari pekerjaan. Tetapi perlu wanita ketahui, kita dilahirkan dengan kerangka musuh-musuh islam yang menyesatkan kita. Mereka mempropagandakan wanita muslimah yang sangat menjaga kehormatan dan kesuciannya dengan tinggal di rumah adalah merupakan wanita-wanita pengangguran dan keterbelakangan. Begitu juga dengan wanita yang menutup aurat atau menegakkan hak-hak untuk bertudung, dilabelkan sebagai jumud.
Pekerjaan wanita yang harus dilakukan menurut agama Islam :
1. Beribadah Kepada ALLAH SWT
2. Wanita berperanan memberikan ketenangan kepada suami
3. Mendidik anak
Sehingga wajib bagi seorang muslimah ketika hendak keluar rumah harus memperhatikan adab yang telah di syariatkan oleh agama Islam :
1. Memakai jilbab
2. Atas izin suaminya, bila ia sudah menikah
3. Tidak boleh bersafar/ berdandan kecuali dengan mahramnya
4. Berbicara yang wajar tanpa mendayu-dayu
5. Tidak boleh melengak-lengok ketika berjalan
6. Hindari memakai wangi-wangian
7. Tidak boleh menghentakkan kaki ketika berjalan agar diketahui perhiasannya
8. Tidak boleh berikhtiar berbaur dengan lawan jenis
9. Tidak boleh khalawat/ menyepi dengan lelaki yang bukan mahram
Rambu-rambu yang harus diterima oleh seorang muslimah/ istri jika ingin bekerja :
1. Harus mendapatkan izin dari wali ataupun suami
2. Tetap melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslimah dengan berjilbab dan berkerudung, dan menjadi seorang ibu yang bisa mengatur rumah tangganya sendiri tanpa merugikan atau memberikan dampak negatif bagi sang anak.
3. Harus menghindari berduan dengan lawan jenis
4. Juga menghindari berbaur dengan lawan jenis
5. Jangan menerima lingkungan pekerjaan yang sektornya dapat membahayakan kehormatan dan kesucian wanita.
Jika ingin bekerja, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :
1. Pilihlah pekerjaan yang tidak menyita waktu
2. Buat akad diawal bahwa kalau berbenturan dengan peranan sebagai seorang ibu , maka pekerjaan harus ditinggalkan
3. Aturlah waktu agar peran-peran utama dalam kehidupan dapat dilakukan sesuai dengan kewajibannya.
4. Pilihlah pekerjaan yang dapat mengoptimalkan peran utama sebagai wanita.
Ada beberapa option atau pilihan pekerjaan bagi seorang muslimah :
1. Penulis lepas
2. Konsultan
3. Dokter
4. Dan lain lain
Dasarnya, alasan mengapa banyak wanita ingin bekerja (baik alasan karier ataupun alasan kekurangan ekonomi) adalah karena sifat yang matrealistik. Yang menjadikan sudut pandang kita hanya sekedar berfikir dan mencari kepuasan materi. Bahkan kesuksesan dan kebahagiaan hanya dipandang dari kekayaan atau banyaknya uang. Dari sinilah seorang muslimah harus memikirkan faktor kesuksesannya, sebab ia bukan sekedar berindetitaskan mahasiswa ataupun pekerjaan yang dituntut untuk berprestasi tinggi dan akademiknya dan profesionalisme dalam mengerjakan tugas-tugasnya tetapi seorang muslimah. Namun, banyak alumni kampus kehilangan idealismenya lantaran tuntutan mencari pekerjaan selepas tamat kuliah, namun ketika di kampusia bisa saja dikenal sebagai tokoh mahasiswa, namun saat masuk dunia kerja, ia malah memilih hidup untuk melepaskan tanggung jawab keislamannya.
Banyak fenomena perempuan yang bekerja pada zaman ini bukan lagi menjadi pandangan yang luar biasa. Tuntutan hidup yang menjadikan seorang muslimah harus ikut membantu suami atau bekerja dan putar otak untuk kelangsungan hidupnya. Minimnya lapangan kerja di Indonesia dan rendahnya kualitas pendidikan mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran karena tidak mendapatkan kesempatan kerja. Karena beratnya tantangan dan tuntutan untuk melayani kehidupan yang serba matrealistis saat ini, para perempuan dihadapkan dengan dilema untuk menentukkan antara memilih karier ataupun akhlak atau kewajiban yang hakiki secara agam Islam. Mereka sadar akan konsekuensi dalam pengambilan keputusan demi membantu suaminya. Tugas utama seorang istri dan ibu terpaksa tidak terpenuhi. Munculnya perasaan tidak bersalah kadang muncul dengan sendirinya. Dampak terbesarnya ketika seorang ibu meniti karier yaitu kepada anaknya. Kurang perhatian akan kebutuhan sang anak. Baik kebutuhan jasmani maupun rohani bahkan dampak terbesarnya pada psikologi anak. Wanita bekerja juga ada tujuannya, yaitu :
1. Mencukupi kebutuhan finansial
2. Mencukupi kebutuhan sosial-relasional yang tinggi. Seseorang harus mencukupi kebutuhan akan penerimaan sosial dan adanya identitas sosial yang diperoleh melalui komunitas kerja. Bergaul akan rekan kerjanya adalah hal yang menyenangkan jika harus berdiam di rumah.
3. Memenuhi akan kebutuhan aktualisasi diri. Bekerja adalah suatu sarana yang digunakan oleh seorang manusia dalam menemukan makna dari hidupnya. Dengan berkarya lalu mengekspresikan dirinya dan mengembangkan diri dengan orang lain lalu membagikan ilmu kepada orang lain serta mendapatkan penghargaan atau prestasi adalah bagian dari proses pencapaian kepuasan diri.
Sudah saatnya dunia melihat perempuan dari sudut pandang yang berbeda. Menjadi seorang ibu yang ideal bagi keluarganya, menjadi rekan kerja yang baik dan profesional bagi pekerjaannya tanpa mengurangi identitas keagamaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar